

Sajak-Sajak Ghoz TE
Sastra 03/31/2016 gerbang 86 2

JARAK ANTARA LAUT DAN PULAUMU
: Rindu Kepada Ibu
I
Ibu, aku ingin segera mendarat di pulaumu sehabis laut mengirim gelombang dan sebelum pasang benar-benar menerjang. Ada yang bergerak perlahan menyeret perahu jauh. Lama layarku sobek ditembus bulan dicabik ikanikan lapar. Yang diapungkan jadi lampau dan yang hanyut tak kembali akan biarkan ia memilih jalan pulang sendiri.Bukankah cinta hanya persoalan resiko kesakitan semata,bu? Dan kau masih berusaha menjahit layarku bukan? Kau seprti ibu pada umunya, suka naik darah. tak suka dibantah. tetapi senantiasa menekankan perasaan ketimbang pikiran-pikiran.
II
Jarak antara laut dan pulaumu itu, rinduku.
III
Ibu, bila aku pulang dan tiba dihalaman pertama hatimu, seketika aku ingin menjelma bocah kecil lagi, sebab jarak antara laut dan pulaumu dipisahkan gelombang badai yang mengancam usia. Ibu, aku rindu padamu. Dan aku hanya mengakrapimu dari jauh sekali. Kadang ingatan padamu membikin cemas dari celah kecil bola mataku. Tapi ibu selalu dengan seiris senyum. Kau tak pernah getir. Teguh. Seperti kesetiaanmu pada kebaya sederhana bergaris biru laut. Barangkali perempuan punya hati sedalam laut dan perasaan yang rumit. Ah, ibu selalu mengirim kabar pada angin yang datang padaku. Aku pun sampai kehatimu sebelum laut menggirim senja angslup di dadaku.
IV
Jarak antara laut dan pulaumu adalah riak mengelembungkan cemas. Dengan segumpal penuh pasrah pula kau lepas pada surut laut, agar aku lebih menghargai hidup, tumbuh jadi karang.
Kampung halaman seasin ingatan pada perempuan tua diujung kepulangan. Ingin segera aku melompat sebelum perahuku merapat. Ibu, aku pulang tanpa membawa apa-apa, juga harapan.
BAGIAN DARI MIMPI
selamat pagi, cintaku
matahari menguning
mimpi basah semalam
bikin sendiri jalannya
—-pagi pagi berlari
berjingkrak jingkrak
nyanyian riang burung
di rerenting pohon pohon
menggiringi batin yang basah
dan burungku dalam sarung
hendak berlari dari sangkarnya
selamat pagi, sayang
antara selimut tebal
dan rinduku yang rimbun
padamu aku ingin pulangkan peluk
semalam diam diam kita tidur berdua
dalam sebuah mimpi kuyup
ini mimpi anak baru puber
tapi di leher bekas gigitanmu
memerah. burungku lepas
entah hinggap di mana
—bagi yang menangkapnya
tolong kembalikanlah burung
kecil itu padaku!
DI ANTARA AMBANG
Setelah tiga puluh satu tahun ambang sejarah, kita berada dalam lanskap usia peradaban . Mencatat potongan dari lembaran senja. Mega-mega tua kehilangan warna merahnya. Menyusut dan menepi lumpuh dari selaksa keperkasaannya.
Aku membaca dengan tekun ketika kau merentangkan kepak yang menggelembung. Justru aku semakin terjebak kenyataan yang dibebankan di punggungku. Nyaris menyeret, terlempar siklus dan keremukan yang di katubkan di dinding luar jendela. Sungguh, antara sejengkal kelahiran dan kematian kita mesti merayakannya, sayang. Sebab bukan maut yang terlalu menegangkan, tetapi memperpanjang usia dengan sedikit letupan dupa. Dengan sisa tenaga.
Ini bukan persoalan bagaimana kau bertahan, dari detakan usia panjang. Perjalanan masih jauh, ke depan kita sebagai petaruh dari langit-langit runtuh. Di anatara ambang aku mengambang dan berenang-renang.
_menepi atau mati kemudian.
SENJA SEHABIS HUJAN
Sehabis hujan senja itu, dingin tanggal dari daun merapatkan rindu
Gerimis meretas dari matamu mematuk ingatan pada kotamu yang senggang
berpeluk angin
Dari belokan panjang menuju ihwal perjalanan, langit melipat awan
Angin mengibas sepi dari retakan gugur daun, gemetar musim dalam kenangan
Sementara detak jam semakin dalam menikam bongkahan waktu. Aku hanya
bersedekap angan
Bila jauh itu adalah jarak antara rindu, sayang
Biarlah tikungan tajam aku ziarahi, memeluk sepi di dada kotamu yang abadi
Masikah sepenggal rindu kau kekalkan pada jantungmu, katamu
Percayalah, masih kurengkuh kesaksian hujan di atas daun gigil , atau sebatang
Sepi yang mencatat ribuan teluk di matamu. Dingin pasang barangkali prasangka
Derai hujan yang tak pernah ingkar pada langit. Begitu juga dentang ingatan
Mengantar kerinduan sampai pada alamat yang kelam.
*Ghoz TE, Mahasiswa Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saat ini masih aktif berproses di Teater ESKA Yogyakarta
ecerougi
06/30/2016 #1 Authorhttp://flagylantibioticmetronidazole.net/ – Flagyl 500 Mg Tablet Cialis http://levitra-20mg-prices.com/
ukaboizij
06/30/2016 #2 Authorhttp://flagylantibioticmetronidazole.net/ – Flagyl Cialis http://levitra-20mg-prices.com/